Jakarta - Penggantian oli mobil sangat dianjurkan dalam jangka waktu tertentu. Biasanya, oli harus diganti setelah mobil sudah menempuh jarak 5.000 km. Namun untuk beberapa jenisnya, oli yang lebih encer seperti oli full synthetic bisa saja diganti tiap 10.000 km. Sebab, oli itu menawarkan keawetan.
"Kalau umpama full syntethic 10.000 km. Tapi kalau yang biasa punya yang SAE 10W/40 itu setiap 5.000 km," kata Kepala Cabang Bengkel United Oil Station Mampang Prapatan.
Mekanik di bengkel United Oil Station, Yustinus pun mengiyakan hal tersebut. Dianjurkan oleh Yustinus, rata-rata penggantian oli secara rutin setiap 5.000 km.
"Itu itungannya per 5.000 km kalau oli yang standar ya. Cuman kan kita ada full synthetic, biasanya per 10.000 km. Rata-rata per 5.000 km kecuali yang full syntethic. Semua oli yang saya tahu kalau full synthetic itu per 10.000 km," ujar Yustinus.
Meski begitu, mobil yang jarang dipakai pun harus diganti dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, setelah terakhir ganti oli dan dalam jangka waktu delapan bulan ke depan mobil tidak pernah dipakai lagi, oli itu harus diganti.
"Karena kan mungkin lama-lama kadarnya kan kurang ya. Jadi umpamanya enggak dipakai nih baru ganti terus enggak dipakai sekitar 7 bulan atau 8 bulan tapi kilometer baru jalan 3.000 masih ada 7.000 lagi ya itu ada kendala. Kalau udah dipakai pasti dia kan berubah kan," kata David.
Sebab, kata David, oli yang sudah mengalami pembakaran beberapa lama, kondisi oli tersebut pasti akan berkurang. Hal itu berlaku pula jika mobil baru menempuh jarak sejauh 3.000 km dan tidak digunakan lagi selama lebih dari 7.
"Kalau jangka waktu misalnya baru diganti nih selama 1.000 km, terus didiemin selama 7-8 bulan ya itu mesti ganti tetap. Kalau misalnya baru ganti oli nih terus enggak dipakai-pakai misalnya kamu ke luar kota nih selama kurang lebih satu tahun itu harus diganti. Soalnya kan namanya udah kena pembakaran itu kan kita enggak tahu. Terus kamu ga pakai-pakai lagi," lanjut David.
0 comments:
Post a Comment