Daihatsucirebon – Meski belum ada pernyataan resmi penyebab
kejadian dari Kepolisian Kebayoran Lama, meninggalnya salah satu dosen
Universitas Prof. Dr. Moestopo pada Senin (11/5/2015), saat berada di kabin
mobil, mengingatkan kembali potensi berbahaya terlalu lama berdiam di dalam
mobil yang tidak bergerak.
Menurut
pendapat Dadi Hendriadi, GM Technical Service Toyota Astra Motor, ada
dua kemungkinan penumpang keracunan zat berbahaya, pertama menghirup karbon
dioksida (CO2) hasil pernafasan penumpang di kabin, kedua menghirup karbon
monoksida (CO) hasil pembakaran mesin yang menyusup ke kabin. Kedua masalah ini
bisa terjadi saat mobil menyala dan sedang parkir dalam jangka waktu yang lama.
Menghirup CO2
Dadi
menjelaskan, pada sebagian mobil modern, sistem AC punya dua pilihan, “recircle”
untuk mendinginkan kembali hanya udara di kabin dan “fresh” buat membuka
katup agar sirkulasi udara luar bisa masuk ke kabin.
Kejadian
berbahaya ketika penumpang terlalu lama berdiam di kabin dengan kondisi AC recircle.
Kadar Oksigen (O2) di kabin bisa habis dan berganti CO2 hasil buang pernapasan.
Dadi tak bisa memperkirakan butuh berapa lama sampai O2 tidak sehat untuk
dihirup, meski begitu kemungkinan seperti ini tetap ada.
O2
semakin cepat menipis tergantung jumlah dan aktivitas penumpang serta kondisi
lingkungan. Tanpa disadari, keracunan bisa terjadi saat penumpang tertidur dan
lengah mengantisipasi kemungkinan.
“Keracunan
nafas sendiri. Butuh waktu lama menghabiskan O2, pengalaman saya yang juga
sering tidur di mobil, biar pun 2 jam tidur, masih gapapa kok,”
terang Dadi.
Menghirup CO
Dadi
mengatakan kemungkinannya sangat kecil keracunan CO hasil pembakaran mesin,
apalagi kalau mobil parkir sendirian. Desain mobil, jelas Dadi, sudah
mengantisipasi kemungkinan asap dari ujung knalpot masuk ke kabin lewat
sela-sela bodi.
“Gas
buang ada di belakang, sedangkan ventilasi AC ada di depan mobil,” ucap Dadi.
Meski
begitu ada beberapa kondisi yang memungkinkan CO masuk ke kabin kemudian
dihirup penumpang tanpa disadari. Misalnya, saat parkir pararel dan mobil di
depan juga menyala. Gas buang yang keluar akan terhisap masuk ke ruang
penumpang mobil di belakangnya. Hal ini lebih berpotensi kejadian ketika parkir
di ruang tertutup.
Contoh
kasus lainnya, ada kebocoran di jalur sistem pembuangan dekat mesin. CO2
langsung menyebar perlahan ke kabin tanpa ketahuan.
“Kalau
keracunan gas buang, lebih cepat, karena CO sangat cepat diikat darah. Orang
akan lemas. Tapi kalau gas buang masuk kabin, orang akan sadar dari bau dan
akan cepat-cepat buka jendela atau keluar mobil. Sebenernya CO gak berbau,
tapi karena gas buang berisi banyak gas-gas hasil pembakaran, kita bisa tau
keberadaannya dari bau,” ulas Dadi.
0 comments:
Post a Comment