Tuesday, 19 May 2015

Awas Bahaya Mati Lemas di Dalam Mobil



Daihatsucirebon – Meski belum ada pernyataan resmi penyebab kejadian dari Kepolisian Kebayoran Lama, meninggalnya salah satu dosen Universitas Prof. Dr. Moestopo pada Senin (11/5/2015), saat berada di kabin mobil, mengingatkan kembali potensi berbahaya terlalu lama berdiam di dalam mobil yang tidak bergerak.
Menurut pendapat Dadi Hendriadi, GM Technical Service Toyota Astra Motor, ada dua kemungkinan penumpang keracunan zat berbahaya, pertama menghirup karbon dioksida (CO2) hasil pernafasan penumpang di kabin, kedua menghirup karbon monoksida (CO) hasil pembakaran mesin yang menyusup ke kabin. Kedua masalah ini bisa terjadi saat mobil menyala dan sedang parkir dalam jangka waktu yang lama.
Menghirup CO2
Dadi menjelaskan, pada sebagian mobil modern, sistem AC punya dua pilihan, “recircle” untuk mendinginkan kembali hanya udara di kabin dan “fresh” buat membuka katup agar sirkulasi udara luar bisa masuk ke kabin.
Kejadian berbahaya ketika penumpang terlalu lama berdiam di kabin dengan kondisi AC recircle. Kadar Oksigen (O2) di kabin bisa habis dan berganti CO2 hasil buang pernapasan. Dadi tak bisa memperkirakan butuh berapa lama sampai O2 tidak sehat untuk dihirup, meski begitu kemungkinan seperti ini tetap ada.
O2 semakin cepat menipis tergantung jumlah dan aktivitas penumpang serta kondisi lingkungan. Tanpa disadari, keracunan bisa terjadi saat penumpang tertidur dan lengah mengantisipasi kemungkinan.
“Keracunan nafas sendiri. Butuh waktu lama menghabiskan O2, pengalaman saya yang juga sering tidur di mobil, biar pun 2 jam tidur, masih gapapa kok,” terang Dadi.

Menghirup CO
Dadi mengatakan kemungkinannya sangat kecil keracunan CO hasil pembakaran mesin, apalagi kalau mobil parkir sendirian. Desain mobil, jelas Dadi, sudah mengantisipasi kemungkinan asap dari ujung knalpot masuk ke kabin lewat sela-sela bodi.
“Gas buang ada di belakang, sedangkan ventilasi AC ada di depan mobil,” ucap Dadi.
Meski begitu ada beberapa kondisi yang memungkinkan CO masuk ke kabin kemudian dihirup penumpang tanpa disadari. Misalnya, saat parkir pararel dan mobil di depan juga menyala. Gas buang yang keluar akan terhisap masuk ke ruang penumpang mobil di belakangnya. Hal ini lebih berpotensi kejadian ketika parkir di ruang tertutup.
Contoh kasus lainnya, ada kebocoran di jalur sistem pembuangan dekat mesin. CO2 langsung menyebar perlahan ke kabin tanpa ketahuan.

“Kalau keracunan gas buang, lebih cepat, karena CO sangat cepat diikat darah. Orang akan lemas. Tapi kalau gas buang masuk kabin, orang akan sadar dari bau dan akan cepat-cepat buka jendela atau keluar mobil. Sebenernya CO gak berbau, tapi karena gas buang berisi banyak gas-gas hasil pembakaran, kita bisa tau keberadaannya dari bau,” ulas Dadi.

0 comments:

Post a Comment